f Pena: Imbuhan Me- Bertemu Kata Dasar K, T, S, P

Seorang teman pada saya mengatakan, per kosa kata...per budak pena.

Minggu, 07 September 2014

Imbuhan Me- Bertemu Kata Dasar K, T, S, P


Kata baku adalah kata-kata standar yang benar pengejaannya menurut kaidah bahasa Indonesia.
 
Dalam menulis penulisan resmi (surat-menyurat resmi, penulisan karya ilmiah, penulisan berita, menulis laporan, dan lainnya) sering kali secara tidak sadar kita menggunakan kata-kata yang salah karena tidak sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.

Sebagai contoh, pemakaian kata mencontek sering sekali kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penulisan kata mencontek yang benar adalah menyontek.

Sebab kata dasar menyontek adalah sontek, bukan contek.

Berdasarkan kaidah EYD (Ejaan yang Disempurnakan) 2009, kata dasar yang diawali dengan huruf K, T, S, dan P akan melebur jika
bertemu dengan imbuhan “me-“.

Namun jika kata tersebut diawali konsonan ganda maka tidak luruh. Misal: kata “mentransfer” bukan “menransfer”. Kemudian untuk kata yang hanya terdiri dari 1 suku kata, maka awalan me- berubah menjadi menge-. Misal: cat –> mengecat, tik–> mengetik.


Berikut kaidah peleburan awalan “me-“ ketika bertemu dengan kata dengan awalan huruf tertentu:
  • tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
  • me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
  • me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
  • me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
  • me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
  • me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
  • Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
  • Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
  • Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.

Semoga bermanfaat  :)

Disadur dari berbagai sumber

12 komentar:

  1. ada yang unik loh untuk pengecualain kaidah KTSP yaitu kata "kaji".
    mengkaji dan mengaji adalah kata dengan arti yang berbeda. jika mengikuti hukum ktsp seharusnya menjadi mengaji. tetapi bagaimana jika ada kalimat "mengkaji buku ilmiah" apakah jadi "mengaji buku ilmiah". karena mengkaji = mempelajari dan mengaji=membaca al-quran/

    BalasHapus
  2. Wow terimakasih sangat membantu

    BalasHapus
  3. Wow terimakasih sangat membantu

    BalasHapus
  4. Bagaimana dengan awalan huruf K, mengirim dan meng(K)ondisikan?

    BalasHapus
  5. sangat membantu, terima kasih

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Kalau kata mengetahui kok gak lebur

    BalasHapus
  8. Kata dasarnya Tahu T nya konsonan A nya vokal tapi kok gak lebur?? ?

    BalasHapus
  9. Bagaimana dengan shalat,apakah menshalatkan atau menyolatkan?

    BalasHapus